Penjabaran
rancangan belajar ke dalam urutan kegiatan belajar memerlukan adanya
pengambilan keputusan mengenai teknik dan bahan belajar apa yang paling
bermanfaat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajarn. Dan selanjutnya
menentukan strategi pembelajaran dengan mengikutsertakan peserta. Posisi
pelatih dalam proses ini hanyalah sebagai pemberi saran dan sebagai narasumber.
Ada
beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan untuk membantu orang dewasa
belajar, antara lain:
1.Presentasi.
Teknik ini meliputi antara lain: ceramah, debat, dialog, wawancara, panel,
demonstrasi, film, slide, pameran, darmawisata, dan membaca.
2.Teknik Partisipasi
peserta. Teknik ini meliputi antara lain: tanyajawab, permainan peran, kelompok
pendengar panel reaksi, dn panel yang diperluas.
3.Teknik Diskusi.
Teknik ini terdidi atas diskusi terpimpin, diskusi yang bersumberkan dari buku,
diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus.
4.Teknik
Simulasi. Teknik ini terdiri atas: permainan peran, proses insiden kritis,
metode kasus, dan permainan.
Implikasi
dalam Pembelajaran Orang Dewasa
Dari asumsi-asumsi yang telah dikemukakan di atas, dapat
dikemukakan bahwa ketiga pendapat tersebut di atas memiliki kesamaan di dalam
memandang pebelajar, baik dalam pembelajaran pedagogi maupun andragogi terutama
dalam konsep diri, pengalaman, kesiapan untuk belajar, dan orientasi belajar.
Oleh karena itu dapat dikemukakan bahwa dalam pembelajaran orang dewasa perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·
Iklim belajar
perlu diciptakan sesuai dengan keadaan orang dewasa. Baik ruangan yang
digunakan maupun peralatan (kursi, meja, dan sebagainya) diatur sesuai dengan
selera orang dewasa agar dapat memberi kenyamanan bagi mereka.
·
Peserta
diikutsertakan dalam mendiagnosa kebutuhan belajarnya. Mereka akan merasa
terlibat dan termotivasi untuk belajar apabila apa yang akan dipelajarinya itu
sesuai dengan kebutuhan yang ingin dipelajari.
·
Peserta
dilibatkan dalam proses perencanaan belajarnya. Dalam perencanaan ini
fasilitator lebih banyak berfungsi sebagai pembimbing dan manusia sumber.
·
Dalam proses
belajar-mengajar merupakan tanggungjawab bersama antara pelatih/failitator dan
peserta. Kedudukan pelatih/fasilitator lebih banyak berperan sebagai manusia
sumber, pembimbing, dan katalist dari pada sebagai guru.
·
Evaluasi belajar
lebih menekankan pada cara evaluasi diri sendiri dalam mengetahui kemajuan
belajar peserta.
·
Karena orang
dewasa merupakan sumber belajar yang lebih kaya dibandingkan anak-anak, maka
proses belajarnya lebih ditekankan kepada teknik yang sifatnya menyadap
pengalaman mereka seperti: kelompok diskusi, metode kasus, simulasi, permainan
peran, latihan praktek, demonstrasi, bimbingan konsultasi, seminar, dan
sebagainya.
·
Penekanan dalam
proses belajar bagi orang dewasa adalah pada aplikasi praktis dan atas dasar
pengalaman mereka.
·
Urutan kurikulum
dalam proses belajar orang dewasa disusun berdasarkan tugas perkembangannya dan
bukan atas dasar urutan logik mata pelajaran atau kebutuhan kelembagaan.
·
Adanya konsep
mengenai tugas-tugas perkembangan pada orang dewasa akan memberi petunjuk dalam
belajar secara kelompok
·
Pendidik orang
dewasa tidak boleh berperan sebagai seorang guru yang mengajarkan mata
pelajaran tertentu, tetapi ia berperan sebagai pemberi bantuan kepada orang
yang belajar.
·
Kurikulum dalam
pendidikan untuk orang dewasa tidak berorientasi kepada mata pelajaran
tertentu, tetapi berorientasi kepada masalah.
·
Oleh karena orang
dewasa dalam belajar berorientasi kepada masalah, maka pengalaman belajar yang
dirancang berdasarkan pula pada masalah atau perhatian yang ada dalam benak
mereka.
Berikut bebrapa penjelasan
mengenai metode dan teknik dalam pembeljaran orang dewasa. Yang mana yang akan
temen-temen gunakan sebagai alat pembeajaran, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar