Rabu, 16 April 2014

Tugas kelompok Diskusi

1Nama kelompok : 
   Kurnia Boby Safarov  (ketua)     12-054
   Nanda Rizkita br Milala              12-025
   Muthia Audina                            12-029
   Denny Wahyudi                          12-050
   Arifah Rakatasya Siregar             12-052 
   Ibrahim Azhari                            12-079
n
   Pengertian Diskusi
Morgan., et al (1976) menyatakan bahwa diskusi kelompok yang ideal adalah berpartipasinya sekelompok orang dalam diskusi suatu subjek atau masalah yang memerlukan informasi atau tindakan lebih lanjut. Sementara, menurut Kang & Song (1984) mendefinisikan sidkusi kelompok sebagai pertemuan atau percakapan antara dua orang atau lebih yang membahas topik tertentu yang menjadi pusat perhatian bersama. Ada ciri-ciri kelompok menurut Kang & Song, yaitu:
·       Adanya interaksi antara anggota
·       Ada kepemimpinan
·       Ada tujuan yang akan dicapai
·       Ada norma yang diikuti
·       Melibatkan emosi

2.     Manfaat Diskusi
Mengapa kelompok ini memilih diskusi karena manfaat diskusi kelompok pada pendidikan orang dewasa adalah:
a)     Diskusi memberi kesempatan kepada setiap peserta untuk menyampaikan pendapatnya, mendorong setiap individu untuk berpikir dan mengambil keputusan.
b)     Belajar sambil bekerja, yaitu mereka yang aktif secara fisik dan mental dalam diskusi.
c)     Diskusi cenderung menbuat peserta lebih toleran dan berwawasan luas.
d)     Diskusi mendorong seseorang untuk mendengarkan dengan baik.
e)     Menberikan alat pemersatu fakta dan pendapat peserta diskusi sehingga kesimpulan dapat diambil.
f)      Melalui metode diskusi peserta dapat proses pembelajaran, misalnya pemimpin dapat berlatih.




3.     Tujuan Diskusi
Tujuan diskusi yang akan diselenggarakan adalah
a)     Sebagai sarana untuk bertukar pendapat tentang suatu masalah.
b)     Diskusi digunakan untuk mendorong agar oang sadar kan adanya masalah.
c)     Membantu dalam mengidentifikasi masalah, membantu dalam pemecahan masalah.
d)     Memberikan kesempatan untuk merencanakan program aksi.

4.     Metode Khusus
Metode khusus yang digunakan adalah brainstorming (curah pendapat), yaitu salah satu bentuk berpikir kreatif sehingga pertimbangan memberikan jalan untuk berinisiatif kratif.
Alasan mengapa memilih teknik brainstorming (curah pendapat) yakni agara paa peserta aktif dalam mencurahkan semua ide yang timbul dari pemikirannya berdasarkan topik yang diusung, teknik ini paling efektif dalam kelompok yang kecil, tidal lebih dari 12-15 orang saja.
Struktur teknik brainstorming (curah pendapat), yaitu:
1.     Sesi pertama, menampung sebanyak mungkin ide-ide atas topik yang ditawarkan.
2.     Sesi kedua, dilakukan penilaian atau evaluasi terhadap ide-ide yang sudah disampaikan.

5.     Tim Kepemimpinan
a)     Pimpinan diskusi          : Kurnia Boby Safarov           (121301054)
                                     Ibrahim Azhari                      (121301079)
b)     Pengamat proses         : Nanda Rizkita                       (121301025)
                                     Arifah Rakatasya Siregar      (121301052)
c)     Notulen                       : Muthia Audina                     (121301029)
d)     Narasumber                : Denny Wahyudi                   (121301050)
                                     



6.     Topik atau Isu
Topik atau Isu yang akan dibahas adalah “Kekerasan Seksual pada Anak”. Isu tersebut akan dibahas dari sisi Psikologi, yakni: bagaimana tugas perkembangan yang menjadi korban pelecehan, apa yang menyebabkan pelaku melakukan perbuatan kekerasan seksual anak (faktor-faktor, situasional).
Berikut adalah kronologi kasus yang akan kelompok diskusi angkat menjadi topik diskusi:
Dewasa ini, seperti yang kita tahu banyak kasus kriminal terhadap anak-anak, salah satunya adalah pelecehan seksual. Salah satunya, kasus pelecehan seksual terhadap bocah TK di sebuah sekolah internasional di Jakarta Selatan menjadi perhatian serius Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Seorang anak laki-laki berumur lima tahun menjadi korban kekerasan seksual di toilet sekolahnya. Dimana pelakunya merupakan karyawan kontrak di sekolah tersebut. Menurut pengakuan korban, pelaku berjumlah lima orang. Ibu korban berinisial T (40) mengatakan dirinya mencium adanya kejanggalan terhadap perilaku anaknya tersebut yakni pada pertengahan Maret 2014.

“Anak saya jadi sering ketakukan, mengigau dan berteriak saat tidur. Saya sempat frustrasi, dia tidak mau bicara soal perubahan itu. Anak saya juga tidak mau sekolah,” ujar T di Jakarta, Senin (14/4/2014).

Hingga pada akhirnya pada 20 Maret 2014, T menemukan luka memar di perut sebelah kanan anaknya. T pun menanyakan perihal luka itu pada sang anak. Dan anaknya mengakui menjadi korban kekerasan di toiletnya.

“Anak saya akhirnya bilang dia mendapat tindakan kekerasan seksual di kamar mandi sekolah. Dan dia dipukuli sebelum mendapatkan pelecehan seksual melalui anusnya. Akhirnya pada 24 Maret 2014 saya lapor ke Polda Metro," tutur T.

Kata Erlinda, pihak sekolah mengaku lalai dalam merekrut outsourcing. Sekolah kurang selektif dalam memilih pekerja, meski pun sudah melakukannya melalui prosedur yang berlaku.
“Mereka beralasan ini akibat salah memih outsourcing. Padahal mereka mengklaim sudah lakukan SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam merekrut pekerja outsourcing,” ujar Erlinda saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Dia menjelaskan, KPAI sudah meminta kepada pihak sekolah untuk bertemu dengan orangtua korban. Namun pihak sekolah belum mengizinkan. KPAI diminta sekolah membawa surat resmi jika ingin berbicara dengan orangtua korban.
7.     Alat Bantu Audio Visual

·       Film pendek/video singkat
      Pada saat pelaksanaan diskusi akan menampilkan sebuah film pendek ataupun video singkat berkaitan tentang topik diskusi. Mengapa kelompok diskusi memilih alat bantu berupa film/video dalam menunjang pembelajaran diskusi, tidak lain karena seyogiyanya alat bantu harus dapat mengajarkan sesuatu, bukan hanya menampilkan sesuatu. Kemudian, kelompok diskusi berasumsi bahwa film/video akan dapat menarik perhatian para peserta diskusi, dapat menayangkan peristiwa/acara yg telah terjadi, bisa menganalisa tindakan atai pertumbuhan tertentu, dapat menimbulkan emosi; baik postif maupun negatif, dan dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan secara jelas dan cermat. Menurut Suprijanto di dalam Pendidikan Orang Dewasa juga dujelaskan bahwa alat bantu berupa film kurnag efektif jika diberikan tersendiri, maka dari itu haris digunakan bersama dengan metode lain setelay penayangan film selesai. Penjelasan ini semakin merperkuat kelompok dalam memilih film/video sebagai alat bantu, metode diskusi sangat bermanfaat dilakukan setelah penayangan sebuah film/video. Film/video tersebut menjadi stimulus untuk para peserta dalam memberikan pendapat atau ide sehingga didapatkan hasil output yang maksimal pada saat forum diskusi berlangsung.
·       Slide/LCD Projection Panel
      Digunakan sebagai untuk menampilkan tema diskusi serta poin-poin penting apa yang harus didiskusikan. Kelebihan dari Slide/LCD Projection Panel adalah penampilannya dapat berwarna, dapat diprogram urutan belakang, layout, transisi, dan animasinya.
·       Proyektor
Alat bantu yang digunakan untuk menampilkan slide/LCD projection panel.

·       Papan tulis
Digunakan sebagai alat untuk menuliskan jalannya diskusi yang sedang berlangsung, umumnya garis besarnya saja, misalnya ide-ide yang telah disampaikan, tahap-tahap menuju pemecahan masalah, kesimpulan diskusi.

Sumber:
Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT Bumi Aksara





Senin, 14 April 2014

Teknik dan Metode Pembelajaran Orang Dewasa

Penjabaran rancangan belajar ke dalam urutan kegiatan belajar memerlukan adanya pengambilan keputusan mengenai teknik dan bahan belajar apa yang paling bermanfaat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajarn. Dan selanjutnya menentukan strategi pembelajaran dengan mengikutsertakan peserta. Posisi pelatih dalam proses ini hanyalah sebagai pemberi saran dan sebagai narasumber.  Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan untuk membantu orang dewasa belajar, antara lain:
1.Presentasi. Teknik ini meliputi antara lain: ceramah, debat, dialog, wawancara, panel, demonstrasi, film, slide, pameran, darmawisata, dan membaca.
2.Teknik Partisipasi peserta. Teknik ini meliputi antara lain: tanyajawab, permainan peran, kelompok pendengar panel reaksi, dn panel yang diperluas.
3.Teknik Diskusi. Teknik ini terdidi atas diskusi terpimpin, diskusi yang bersumberkan dari buku, diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus.
4.Teknik Simulasi. Teknik ini terdiri atas: permainan peran, proses insiden kritis, metode kasus, dan permainan.
Implikasi dalam Pembelajaran Orang Dewasa
Dari asumsi-asumsi yang telah dikemukakan di atas, dapat dikemukakan bahwa ketiga pendapat tersebut di atas memiliki kesamaan di dalam memandang pebelajar, baik dalam pembelajaran pedagogi maupun andragogi terutama dalam konsep diri, pengalaman, kesiapan untuk belajar, dan orientasi belajar. Oleh karena itu dapat dikemukakan bahwa dalam pembelajaran orang dewasa perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

·       Iklim belajar perlu diciptakan sesuai dengan keadaan orang dewasa. Baik ruangan yang digunakan maupun peralatan (kursi, meja, dan sebagainya) diatur sesuai dengan selera orang dewasa agar dapat memberi kenyamanan bagi mereka.
·       Peserta diikutsertakan dalam mendiagnosa kebutuhan belajarnya. Mereka akan merasa terlibat dan termotivasi untuk belajar apabila apa yang akan dipelajarinya itu sesuai dengan kebutuhan yang ingin dipelajari.
·       Peserta dilibatkan dalam proses perencanaan belajarnya. Dalam perencanaan ini fasilitator lebih banyak berfungsi sebagai pembimbing dan manusia sumber.
·       Dalam proses belajar-mengajar merupakan tanggungjawab bersama antara pelatih/failitator dan peserta. Kedudukan pelatih/fasilitator lebih banyak berperan sebagai manusia sumber, pembimbing, dan katalist dari pada sebagai guru.
·       Evaluasi belajar lebih menekankan pada cara evaluasi diri sendiri dalam mengetahui kemajuan belajar peserta.
·       Karena orang dewasa merupakan sumber belajar yang lebih kaya dibandingkan anak-anak, maka proses belajarnya lebih ditekankan kepada teknik yang sifatnya menyadap pengalaman mereka seperti: kelompok diskusi, metode kasus, simulasi, permainan peran, latihan praktek, demonstrasi, bimbingan konsultasi, seminar, dan sebagainya.
·       Penekanan dalam proses belajar bagi orang dewasa adalah pada aplikasi praktis dan atas dasar pengalaman mereka.
·       Urutan kurikulum dalam proses belajar orang dewasa disusun berdasarkan tugas perkembangannya dan bukan atas dasar urutan logik mata pelajaran atau kebutuhan kelembagaan.
·       Adanya konsep mengenai tugas-tugas perkembangan pada orang dewasa akan memberi petunjuk dalam belajar secara kelompok
·       Pendidik orang dewasa tidak boleh berperan sebagai seorang guru yang mengajarkan mata pelajaran tertentu, tetapi ia berperan sebagai pemberi bantuan kepada orang yang belajar.
·       Kurikulum dalam pendidikan untuk orang dewasa tidak berorientasi kepada mata pelajaran tertentu, tetapi berorientasi kepada masalah.
·       Oleh karena orang dewasa dalam belajar berorientasi kepada masalah, maka pengalaman belajar yang dirancang berdasarkan pula pada masalah atau perhatian yang ada dalam benak mereka.

Berikut bebrapa penjelasan mengenai metode dan teknik dalam pembeljaran orang dewasa. Yang mana yang akan temen-temen gunakan sebagai alat pembeajaran, semoga bermanfaat.

Kamis, 10 April 2014

Proses belajar mengajar orang dewasa



Tahap proses belajar
            Melalui proses belajar, seorang pelajar atau peserta didik yang tadinya tidak tahu suatu hal menjadi tahu. Proses belajar ini merupakan salah satu masalah yang kompleks. Proses belajar terjadi dalam diri seseorang yang sedang melakukan kegiatan beajar tanpa dapat terlihat secara lahiriah (terjadi dalam pikiran orang). Oleh karena itu, proses belajar tersebut disebut proses intern. Sedangkan yang tampak dari luar adalah proses ekstern yang merupakan pencerminan terjadinya proses intern dalam diri peserta didik. Proses ekstern ini merupakan indicator yang menunjukkan apakah dalam diri seseorag sudah terjadi proses belajar atau tidak.  Dan karena itu tugas seorang pendidik adalah mengarahkan proses ekstern itu agar dapat mempengaruhi proses intern.
            Proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang melalui enam tahap :
(1)  Motivasi
(2)  Perhatian pada pelajaran
(3)  Menerima dan mengingat
(4)  Reproduksi
(5)  Generalisasi
(6)  Melaksanakan tugas belajar dan umpan balik
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
            Ada beberapa yang mempengarhi orang dewasa ketika dia berada dalam situasi belajar. Faktor-faktor tersebut mencakup internal dan eksternal. Factor internal adalah factor yang berasal dari diri peserta didik,  faktor internal dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor fisik dan nonfisik. Faktor internal fisik mencakup cici-ciri pribadi seperti umur, pendengaran dan penglihatan.  Faktor internal nonfisik mencakup tingkat aspirasi, bakat dan lain-lain.  Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik atau lingkungan.  Ada juga faktor yang mempengaruhi proses belajar orang dewasa  yang belum dibahas, yaitu cici-ciri orang dewasa, suasana belajar yang kondusif, sikap dan kegiatan dalam memperlancar proses belajar tersebut.
Cirri-ciri belajar orang dewasa
            Cara belajar orang dewasa berbeda dengan belajar anak-anak. Oleh karena itu, proses pembelajarannya harus memerhatikan ciri-ciri belajar orang dewasa berikut (Soedomo, 1989):
-        Memungkinkan timbulnya pertukaran pendapat, tuntutan, dan nilai-nilai
-        Memungkinkan terjadinya komunikasi timbale balik
-        Suasana belajar yang dharapkan adalah suasana yang menyenangkan dan menantang
-        Mengutamakan peran peserta didik
-        Orang dewasa akan belajar jika pendapatnya dihormati
-        Belajar orang dewasa bersifat unik
-        Perlu adanya sifat saling percaya antara pendidik dan peserta didik
-        Umumnya orang dewasa memiliki pendapat yang berbeda
-        Memiliki kecerdasan yang beragam
-        Kemungkinan terjadinya berbagai cara belajar
-        Belajar ingin mengetahui kelebihan dan kekurangannya
-        Orientasi belajar berpusat pada kehidupan nyata
-        Motivasi berasal dari diri sendiri
Suasana belajar yang kondusif
      Orang dewasa yang sedang belajar memerlukan suasana belajar yang kondusif agar proses belajarnya dapat berjalan dengan lancar. Berikut suasana belajar yang dianjurkan oleh lunandi (1982) :
1.     Kumpulan manusia aktif
2.     Suasana saling menghormati
3.     Suasana saling menghargai
4.     Suasana saling percaya
5.     Suasana penemuan diri
6.     Suasana tidak mengancam
7.     Suasana keterbukaan
8.     Suasana mengakui kekhasan pribadi,
9.     Suasana memperbolehkan perbedaan,
1.  Suasana mengakui hak untuk berbuat salah
1.  Suasana membolehkan keragu-raguan.
Fungsi Pendidik
      Dilihat berdasarkan fungsinya tersebut, pendidik orang dewasa mempunyai berbagai sebutan, antara lain tutor, fasilitator, pelancar belajar. Lebih lanjut, sumber belajar mempunyai dua fungsi, yaitu :
Sebagai pemimpin kegiatan belajar dan melakukan penjelasan tujuan belajar sesuai dengan kebutuhan belajar. Jika disimpulkan maka fungsi pendidik antara lain : penyebar pengetahuan, pelatih keterampilan, dan lain-lain.

Rabu, 09 April 2014

Prinsip Pendidikan Orang Dewasa



Prinsip  orang  dewasa  adalah  hal penting yang perlu  diperhatikan dalam melaksanakan pendidikan dewasa. Prinsip yang akan dipelajari terdiri atas hokum belajar, penetapan tujuan, pemilihan materi pelajaran, pengembangan sikap, idealism, minat, dan pengajaran pengetahuan.
Hukum belajar berisi ketentuan-ketentuan tentang cara orang belajar dan kondisi yang dapat meningkatkan hasil belajar. Hokum belajar terdiri dari 8 unsur pokok :
-        Keinginan belajar
-        Pengertian terhadap tugas
-        Hukum latihan
-        Hukum akibat
-        Hukum asosiasi
-        Minat, dan intensitas
-        Ketetapan hati
-        Pengetahuan akan keberhasilan dan kegagalan
Penetapan tujuan yang dibahas adalah penetapan tujuan umum dan penetapan tujuan khusus. Tujuan pendidikan orang dewasa berbeda antara Negara yang satu dengan yang lain tergantung pada visi dan misi Negara yang bersangkutan. Tujuan khusus pada pendidikan apa pun, termasuk pendidikan orang dewasa perlu ditetapkan dengan jelas dan lebih spesifik daripada tujuan umum. Tujuan khusus yang baik memiliki cirri-ciri tertentu, antara lain harus bersifat berperilaku, menunjukkan perubahan perilaku yang spesifik, dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat diukur , mengarah pada tujuan umum.
        Dalam pemilihan materi pelajaran dalam pendidikan orang dewasa perlu menggunakan kriteria antara lain : materi harus menarik, dapat dimengerti, bermanfaat, dapat membantu mencapai tujuan pendidikan, dan sesuai dengan subject yang ditetapkan.   
        Sikap, idealisme, minat dan perasaan adalah dasar tujuan khusus ranah afektif dan merupakan suatu kualitas emosi yang penting.jadi hal yang paling penting dalam pengembangan sikap, idealiasme, dan minat adalah mengembangkan kemampuan mengendalikan emosi menghadapi situasi sehari-hari. Emosi yang stabilakan memberikan warna, semangat dan kebahagiaan hidup.  Pengembangan idelisme diarahkan pada pemahaman tentang idealisme. Idealism disini adalah suatu kelompok standart kesempurnanaan yang diterima oleh individu atau kelompok. Jadi, prinsip utamanya idealisme adalah melalui bacaan, diskusi, pengamatan, dan bimbingan.
Dalam mengajarkan pengetahuan, hanya pengetahuan yang relevan saja yang perlu diajarkan. Pengetahuan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1.      Pengetahuan yang harus diingat secara permanen seperti kebenaran, prinsip umum, hokum dan teknik
2.      Pengetahuan yang cukup dipelajari dimana menemukannya dan bagaimana menggunakannyaseperti rumus yang rumit, daftar nama yang panjang dll.
Dalam mengembangkan kemampuan memanipulatif atau psikomotor, dapat menggunakan teknik yang disebut job instruction training (JIT) for short yang dikembangkan oleh seorang guru perdagangan dan industry.  JIT for short tersebut mempunyai empat langkah dalam mengembangkan kemampuan manipulatif, yaitu
(1)    mempersiapkan peserta didik
(2)    mengajarkan materi yang perlu diajarkan
(3)    meminta peserta didik untuk mempraktikkan  dan
(4)    melaksanakan tindak lanjut
kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan yang terpenting dari semua kemampuan yang ada. Tahapannya adalah pengenalan problema, pembuatan daftar kemungkinan pemecahan masalah, pengumpulan semua fakta yang mendukung pemecahan masalah, pengorganisasian atau pertimbangan terhadap fakta-fakta tersebut, penetapan kesimpulan tentatif, perbaikan semua kelemahan, dan pembuatan kesimpulan.
            Membentuk kebiasaan baru yang baik dan mengakhiri kebiasaan lama yang buruk adalah hal penting bagi orang dewasa. Cara yang biasa dilakukan untuk membentuk kebiasaan baru antara lain :
1.      menemukan konsep kebiasaan baru,
2.      memulai dengan kemampuan yang kuat,
3.      jangan membiarkan pengecualian sampai kebiasaan baru benar-benar berakar
4.      melakukan latihan pada setiap kesempatan
5.      melakukan latihan sesempurna mungkin
6.      mengatur situasi sehingga menyenangkan, dan
7.      pembentukan kebiasaan baru seyoginya dari dorongan diri.